Saturday, July 27, 2013

NATUNA MENYIMPAN GAS TERBESAR SEASIA PASIFIK

Kepulauan Natuna Menyimpan gas alam terbesar di Asia Pasifik.

Kepulauan Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik. Di dalam perut buminya juga bergelimang minyak. Tak hanya itu, di kepulauan yang terletak di teras depan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini menghampar aneka jenis terumbu karang yang sangat memukau.

Dimana kita bisa menemukan berbagai material tambang seperti gas alam, minyak bumi, dan pasir kuarsa dalam jumlah besar? Jawabnya, Kepulauan Natuna. Kekayaan mineral tambang tersebut bukan hanya lerhampai di darat, tetapi juga tersebar bertaburan di bawah dasar laut.

Menurut hitungan pemerintah, Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di kawasan Asia Pasifik Hal ini merujuk pada salah satu ladang gas yang terletak 225 kilometer (km) sebelah utara Natuna.

Di sim tersimpan cadangan gas alam dengan volume sebesar 222 triliun kaki kubik (TCT). Selain itu, gas hidrokarbon yang bisa ditambang mencapai 46 TCT. Angka itu tentu saja belum termasuk cadangan gas alam yang terdapat di bagian barat Natuna yang dikelola juragan minyak raksasa kelas dunia.

Bukan hanya berjaya di sektor gas alam. Natuna juga diselimuti minyak bumi yang seolah tiada pernah ada habisnya. Sumur-sumur off shore yang berada di bagian timur Natuna itu terus memancarkan minyaknya.

Jadi, wajar saja kalau sektor migas di Kabupaten Natuna ini menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Migas yang berasal dari pelapukan fosil binatang laut selama jutaan tahun silam itu memberi kontribusi sekitar 10,11 persen dari perekonomian Kepri.

Dikuasai Asing

Pendapatan dari penambangan migas di seluruh sumur eksplorasi di Natuna sangatlah menggiurkan. Pada tahun 2007 misalnya, nilainya mencapai 21,8 triliun rupiah. Betapa makmur dan sejahteranya bila semua hasil eksplorasi ini dinikmati sepenuhnya oleh bangsa Indonesia.

Sayangnya, sebagian besar hasil eksplorasi tersebut dikuasai oleh perusahaan swasta asing. Maklum, baik modal, tenaga ahli, maupun peralatan hampir seluruhnya disuplai oleh Exxon Mobil, Conoco Philips, Star Energy, dan Primer Oil.

Praktis, pembagian keuntungan dari bisnis tersebut sebagian besar dinikmati oleh mereka. Sedangkan Indonesia sebagai pemilik kekayaan alam tersebut hanya mendapat sedikit keuntungan.

Bayangkan, dari total pendapatan yang mencapai puluhan triliun rupiah itu, Kabupaten Natuna hanya kecipratan Rp 225 miliar. Sementara itu, pe-merintah pusat kebagian sekitar Rp 525 miliar. Sedangkan triliunan rupiah lainnya menjadi hak milik perusahaan asing alias menguap ke negara lain.

Tak mengherankan kalau kondisi sosial ekonomi masyarakat di Natuna tak beranjak sejahtera. Lihat saja nilai Indeks Pengembangan Manusia (IPM) yang diukur berdasarkan kelangsungan hidup, pengetahuan, dan daya beli. Semakin tinggi IPM, tingkat kesejahteraan hidup masyarakat kian makmur.

Fakta menunjukkan, ternyata Kabupaten Natuna yang bergelimang migas tersebut memiliki IPM terendah dibandingkan dengan lima kabupaten/kota lainnya di Kepri. Itu artinya, angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pengeluaran riil per kapita di Natuna berada pada urutan paling buncit. Sebuah fakta yang ironis memang.

Penuh Pesona

Terlepas dari ketidakadilan ter-sebut, kekayaan alam di daratan Natuna juga (ak kalah hebatnya. Topografi berbukit dan bergunung menjadikan panorama yang penuh pesona. Gunung Ranai yang ber-ketinggian 1.035 meter di atas permukaan laut semakin menambah keelokannya. Beberapa air terjun melengkapi kesempurnaan panorama alam tersebut.

Apalagi kawasan ini diselimuti vegetasi subur bertajuk rimbun. Di balik permadani hijau itu terham-par jenis tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mengandung bahan granit dan aluvial.

Di bagian lainnya, terdapat struktur tanah organosol dan gley humus. Karakter dan jenis tanah semacam ini sangat cocok bagi kegiatan pertanian dan perkebunan seperti kelapa, karet, sawit, serta cengkeh.

Mengarah ke daerah pantai, kita bakal dibuat terpana. Betapa tidak, pantai tersebut sangat variatif, adayang terjal menantang namun ada pula yang landai berpasir putih.

Batu-batu besar yang menonjol di beberapa sudut pantai semakin menambah daya tariknya. Di Pantai Sepempang misalnya, batu-batu raksasa berwarna abu-abu dengan corak warna putih mendominasi panorama pantai. Keelokannya tidak kalah dengan pantai sejenis di Belitung misalnya.

Lalu, di pulau paling utara, yakni Senoa, panoramanya malah lebih dahsyat lagi. Keperkasaan tebing setinggi 50 meter nan curam itu menawan hati. Di situ terdapat gua-gua batu keras yang bersentuhan dengan air laut. Di gua-gua inilah burung walet bersarang.

Menukik ke dasar laut yang dangkal, kita disodori pemandangan terumbu karang dan aneka jenis ikan yang eksotis. Karena berada jauh dari komunitas warga dan kegiatan industri migas, pantai dangkal ini memiliki tutupan terumbu karangyang masih relatif terjaga baik.

Begitu juga dengan potensi ikannya. Tampaknya Pulau Senoa pantas jika dijadikan arena pemancingan dan penyelaman yang menantang dan menakjubkan.

Para diver juga dapat menjajal di lokasi lain seperti Bunguran Utara, Pulau Bunga, Tanjung Buton, dan Pulau Panjang. "Survei menunjukkan, tutupan karang di lokasi tersebut masih baik, yakni mencapai 70 persen," ujar kata Yaya Mulyana, pejabat di Departemen Kelautan dan Perikanan seperti dikutip dalam buku berjudul Natuna, Kemilau Mutiara Bahari Pulau Tujuh (2008).

Di samping itu, indeks keragaman karangnya juga tergolong tinggi dibandingkan dengan perairan lainnya. Anda akan disodori terumbu karang berbentuk laksana meja (karang meja atau Acropora labular) yang unik karena memiliki diameter 60 sentimeter.

Kawasan ini juga dihuni bera-gam jenis ikan seperti kerapu tikus, kerapu macan, dan kerapu merah. Cita rasa ketiga jenis ikan ini sungguh menawan lezatnya. Ada juga ikan napoleon yang dilindungi dan tidak boleh diperdagangkan karena statusnya memang langka.

Singkat kata, Natuna sangat cocok kalau dijadikan kawasan wisata selam. Inilah peluang sekaligus tantangan yang harus ditaklukkan.

Kita harus menjaga keelokan alam Natuna agar tetap lestari sehingga dapat disinggahi pelancong dari berbagai penjuru dunia. Apalagi secara geografis, posisi Natuna sangatlah strategis bagi pelayaran dunia karena berada di tepi di Laut China Selatan.ladi, janganlah bertumpu hanya pada kemilau migas semata. Sebab, bagaimana pun juga sumur-sumur migas tersebut bakal kering kerontang. Kelak, ia tak lagi menyemburkan rejeki berlimpah mah seperti saat ini. b slswo

sumber : http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/4571/Kepulauan-Natuna-Menyimpan-gas-alam-terbesar-di-Asia-Pasifik/?category_id=58

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

silahkan di komentar yaa..............................

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com